Sabtu, 30 Oktober 2010

Dua Mahasiswa Afsel Berhaji dengan Sepeda

Liputan6.com, Mekah: Melewati Bostwana, Zimbabwe, Mozambique, Malawi, Tanzania, Kenya, Turki, Suriah, dan Yordania, Nathim Caircross (28 tahun) dan Imtiyaz Ahmad Haron (25 tahun) mengayuh sepeda ke Arab Saudi. Setiap hari mereka harus mengayuh sejauh 80-100 km, bermula dari Cape Town, Afrika Selatan. "Mengayuh sepeda ke Kerajaan dari Cape Town adalah pengalaman yang melelahkan. Kami melakukan perjalanan dengan cara ini sehingga kita siap untuk menjalani kerasnya ibadah haji," kata Cairncross, yang berprofesi sebagai perencana kota, sepeti dikutip arabnews.com.

Di Cape Town mereka kuliah hukum Islam di sebuah universitas. Cairncross hobi berselancar angin, Haron hobi kickboxing dan mendaki gunung. Cairncross kemudian kursus perencanaan kota yang kemudian mengantarnhya kepada dunia kerja. Mereka mengaku bahagia begitu tiba di perbatasan Arab.

Mereka memulai perjalanan pada 7 Februari 2010. Ini adalah perjalanan haji pertama mereka. "Kami bisa naik pesawat, tapi kami menghargai perjalanan yang berbeda. Jadi kami memilih menggunakan sepeda kami. Bersepeda adalah kegiatan yang paling kami sukai," kata Cairncross.

Senja tiba, mereka akan mencari masjid atau memasang untuk beristirahat. Selepas Subuh, mereka melanjutkan perjalanan lagi. Selama perjalanan, Selama perjalanan,eka menemukan orang-orang yang ramah dan menyambut baik mereka. Orang-orang salut atas perjalanan haji mereka. Tawaran makan pun berdatangan selama di perjalanan

Mereka membawa bekal yang minim. Tawaran bantuan uang pun berdatangan kepada mereka. Di perbatasan Arab, petugas keamanan juga menyambut ramah dua jamaah yang harus pula turun naik pegunungan dengan mengayuh sepeda. Melewati sembilan negara selama sembilan bulan, mereka sering mengganti ban dan memperbaiki rantai sepeda. Masalah bahasa sedikit menjadi kendala dalam perjalanan mereka. Tapi, mereka bisa mengatasinya. Selesai berhaji, mereka akan pulang melalui Afrika Barat.

Jumat, 29 Oktober 2010

Kisah Anak Hidup dalam Gelembung


Anak dalam Foto bernama David Vetter, anak ketiga dari pasangan David Joseph Vetter dan Carol Ann Vetter. Anak kedua dari pasangan ini (kakak perempuan David) bernama Katherine.

Anak laki-laki pertama mereka (kakak Tertua David), terlahir dengan kondisi mengalami cacat Timus, yaitu suatu penyakit gangguan sistem kekebalan tubuh yang diakibatkan oleh kelainan Genetik.

Beberapa minggu setelah kematian kakak David, Dokter mengatakan bahwa setiap anak lelaki yang akan lahir dari pasangan ini, kemungkinan 50% akan terlahir dengan kondisi yang sama dengan Kakak David.

Oleh karena itu, Dokter menganjurkan untuk segera memasukkan anak laki-laki mereka yang berikutnya (David) ke dalam ruangan isolasi steril (Gelembung) begitu dia dilahirkan.

Kakak perempuan David (Katherine) dianjurkan untuk menjadi Donor Sumsum tulang belakang, agar bisa dilakukan Operasi Cangkok Sumsum tulang belakang pada David setelah ia lahir. Namun kabar buruk, Sumsum tulang Katherine tidak cocok dengan David.



Pada tahun 1971, David lahir kedunia, Dan hanya 10 detik setelah kelahiran, bayi David segera dimasukkan kedalam Gelembung. Sebelumnya, di dalam gelembung telah disiapkan berbagai keperluan David seperti Pakaian, popok, makanan dan air.

Orang tua David berusaha keras untuk membuat David bisa tumbuh normal sebagaimana anak lain. Mereka memberikan pengajaran layaknya sekolah dan memberikan televisi di dalam gelembung David.

Tapi usaha seperti apapun, tidak benar-benar membuat David senang, karena bagaimanapun tak ada yang bisa dilakukan oleh David, kecuali berada di ruang sempit Gelembungnya.


Pada tahun 1974, saat David berusia 3 tahun, David bisa mengunjungi rumahnya beberapa kali dalam sepekan, tentunya atas seijin dokter dan masih dalam gelembung.

David sangat dekat dengan Kakak nya, dan dia tidur di kamar yang sama, dengan kakaknya jika dia sedang berada di rumah. Tapi terkadang, mereka saling bertengkar satu sama lain. Dan kadang ada perkelahian kecil diantara mereka.

David juga memiliki teman sebaya, yang kadang mengunjunginya sesekali. Saat David berusia 4 tahun, dia mulai untuk membuat lubang pada Gelembungnya dengan menggunakan jarum suntik yang tak sengaja tertinggal di dalam gelembungnya.

Dan saat hal itu diketahui dokter, Dokter mengatakan pada David, bahwa tindakan itu sangat membahayakan dirinya, dan sejak saat itu, David jadi mengetahui alasan kenapa selama ini dia tinggal di dalam gelembung.


Di Usia 5. David benar-benar menyadari perbedaan dirinya dengan orang lain. Dan dia mulai memikirkan masa depannya nanti.



Sekalipun media masa saat itu, telah membentuk Image David sebagai anak muda yang sehat yang tinggal dalam gelembung, akan tetapi kondisi mental david tidak demikian. David sering marah tanpa sebab yang jelas, dan tak mampu mengendalikan emosinya. David juga diketahui sering sekali mengalami mimpi buruk.

Pada tahun 1977, para peneliti NASA, membuat pakaian mirip pakaian astronot untuk dikenakan pada David. Pakaian berharga 50.000 Dollar tersebut memungkinkan David untuk keluar dan beraktivitas diluar Gelembungnya. Pakaian itu terhubung dengan sebuah alat semacam tabung Oksigen, lewat penghubung seperti selang sepanjang 2.5 meter.











Setelah beberapa tahun, kondisi David menjadi semakin tidak stabil. Harapan untuk menemukan obat penyembuh penyakit David masih kecil, sama seperti ketika David masih bayi. Dokter khawatir jika David menjadi remaja nanti, dia menjadi semakin tidak terkendali.



Pemerintah Amerika yang awalnya mendanai pengobatan dan penelitian untuk kasus David, kini mulai berpikir untuk menghentikan aliran dana mereka karena sudah menghabiskan waktu yang lama, tapi tak juga membuahkan hasil yang memuaskan. Total biaya yang dikeluarkan untuk proyek ini disebut-sebut mencapai 1.3 Juta Dollar. Di masa itu, nilainya kira-kira setara dengan 10 kali lipatnya di masa sekarang.

Di tahun 1984, saat David berusia 12 tahun, atas rekomendasi dari Dokter, dilakukan operasi cangkok sumsum tulang belakang pada David dengan donor yang sama, dari kakak David, Katherine. Meski donornya tidak cocok, tapi operasi tetap dilakukan.

Beberapa bulan pasca Operasi, ada harapan yang tinggi akan keberhasilan operasi cangkok itu. Dan para Dokter sudah memperkirakan, David sebentar lagi akan siap untuk keluar dari Gelembungnya.

Tapi, belum juga itu terjadi, untuk pertama kali selama hidupnya, David jatuh sakit. Dia diare, terkena Demam dan juga mimisan. Akibat keadaan itu, dokter menganjurkan David untuk keluar dari dalam Gelembung untuk menjalani perawatan intensif.

Ayah David bertanya pada anaknya, apakah dia bersedia untuk dibawa keluar gelembung, dan David pun menjawab..

”Daddy, I will agree to anything to feel better.”

Akhirnya, David keluar dari Gelembungnya untuk pertama kalinya. Setelah keluar dari Gelembung, keadaan David tidak membaik. Dia langsung koma. Ibu David akhirnya berhasil memegang David untuk pertama kali, sekaligus terakhir dalam hidupnya. Hanya 15 hari setelah David keluar dari Gelembung, David meninggal dunia pada 22 Februari 1984.


Bersyukurlah kalian yang terlahir dengan kondisi lebih baik dari David . . .

Rabu, 27 Oktober 2010

Teman-teman kita belajar tajwid bareng-bareng ya....

aku punya software tajwid yang akan membantu dan mempermudah kita dalam belajar membaca al-qur'an semoga saja pembuat dan pemakai software ini di berikan panjang umur, kesehatan, di berikan kemudahan dalam mempelajari pelajaran hidup khususnya tajwid, dan insyaallah ilmu yang di dapat nantinya berguna bagi dirinya sendiri dan orang-orang yang berada di sekitarnya...Amien
Ya Alloh ya Tuhan kami...
Berikanlah Ridho Mu...kepada hamba mu ini...
Hanya engkaulah yang maha pengasih dan penyayang...jangan tinggalkan hambamu ini di dalam kesesatan. Bukakanlah pintu hati dan pikiran hambamu ini...Aku senang berbagi ilmu semata-mata hanya karena Alloh SWT pun Senang....Amien...semoga niat ku selalu terjaga di dalam ke ikhlasan...AMIEN.....
Jika Ada yang Berminat silahkan klik link di bawah ini :
DOWNLOAD TAJWID